SUDAHLAH....

Tuesday, February 06, 2007

Perempuan Setengah Ayam *sebuah absurd

Saat resah saat lelah kukira matahari berhenti bersinar dan hari akan berakhir padahal aku hanya enggan memulai hari ini dan esok.

Aku takut kesakitannya pasti akan menyakitiku. Aku hanya ingin menilik dari dalam tubuh yang semakin hari semakin lemah ini.. lemah yang kubuat-buat sendiri berlebihan dan mati rasa mati hati meski hingga sekalipun aku menggenggam batu dan memecahkannya atas kepalaku hingga berdarah berharap kekuatannya mengalir juga dalam tubuhku tapi yang kurasakan hanya erangan dalam iringan kekakuannya yang membuatku semakin dingin.

kemudian aku mencari sosok yang bisa menemaniku dan mengajakku bernyanyi lagu-lagu cinta yang membuatku berjaga sepanjang malam atas nama cinta hingga aku terlupa hari semakin berganti. Aku pun ketakutan melihatnya pergi meski ia harus pergi. Kemudian aku yang pergi dengan memecahkan batu kembali atas kepalaku hingga berdarah berharap kekuatannya mengalir juga dalam tubuhku yang kurasakan hanya gemetar kebencian.

kemudian aku mencari sosok yang mau memberiku tamparan kerasnya dan menyadarkanku untuk terus hidup. Memaksaku melihat matahari berkilauan sepanjang pagi dalam silau dan terus terjaga sepanjang hari hingga aku terlupa hari semakin berganti. Aku pun ketakutan mataku buta dan dia menamparku terlalu keras dan aku terpelanting kebelakang. Kemudian aku yang menyakitinya dengan mengganggam batu dan memecahkannya kembali atas kepalaku hingga berdarah berharap kekuatannya mengalir dalam tubuhku yang kurasakan hanya sesak.

Kemudian aku sendirian lagi bersembunyi dalam balik rok coklat panjangku. Kepalaku sudah pecah dan aku sudah tidak mau lagi melihat hari pagi dan malam. Takut pada cahaya, takut pada angin yang bisa saja menyikitiku lebih lagi. Tidak ada hening juga tidak ada suara, yang ada hanya kotekan yang semakin keras dari dalam kepalaku yang sudah pecah.. darahnya mengalir hingga menutup mata dan gendang telingaku.. kotekannya semakin keras!!

Aku tidak akan bangun.. tidak akan beranjak lagi.. juga tidak mau menjadi perempuan yang berkotek-kotek setiap hari.. berisik tanpa arti.. yang memecahkan batu diatas kepalanya yang darahnya digunakan sebagai gincu dan pemerah pipi yang toh warnanya akan luntur jika terkena angin, air mata atau air hujan.


Posted by PijarLautan :: 2:34 AM :: 0 Comments:

Post / Read Comments

-------------------------------------