Aku berjalan terburu-buru.. terhuyung-huyung.. dengan keringat, mata bengkak karena air mata.. dan lemas.. Jatungku berdetak kencang sekali.. deg.. deg.. deg.. tarikan nafasku sesak menyakitkan.. sangat menyakitkan..
kemudian tak lama aku berdiri di depan altar suci.. tempat ia menunggu.. kurapihkan sedikit pakaianku yang berantakan.. kuseka sisa air mata.. menarik nafas panjang.. sebelum masuk dalam ke dalam bilik kecil pengakuan dosa.. tempat ia menunggu.. aku duduk membungkuk.. menghadap padanya dibalik dinding jarak.. jauh..
dia tuhan.. dan aku pastornya..
"Dia baru saja pergi.. tuhan"
aku mengatur nafasku lagi.. pelan-pelan untuk sedikit lagi menenangkanku.. menenangkannya.. namun jantungku masih berdetak kencang sekali.. masih sesak sekali... semoga ia tidak mendengar
"Lama sekali?!! Apa saja yang kalian lakukan?!! Kamu membuat aku menunggu.. membuat aku panik seharian!!"
dia resah.. dia resah.. aku tau dia resah..
"Apa dia menciummu? apa dia memelukmu? pegang tanganmu? apa berduaan di kamar? apa? katakan semua padaku!!"
tubuhku seketika tersiram kotor lagi. kubangan-kubangan itu menjerat kembali.. bersisa kembali.. lengket.. berbau.. hitam. coklat, hijau kekuningan.. aku segera beranjak.. menyiramkan air dingin keseluruh tubuhku.. dari rambut sampai ke kaki.. kemudian berlari lagi ke hadapannya..
"tidak tuhan.. dia tidak menyentuhku... hanya hampir memukulku. kemudian kami banyak berbicara"
"apa saja yang kalian bicarakan.. lama sekali.. aku menunggu.. aku panik seharian"
"dia berbicara untuk aku ikut bersamanya.. hidup kembali bersamanya.. tapi tidak tuhan,.. aku tidak mau.. aku tidak ingin tuhan yang lainnya "
"Asu.!!.. aku kehilangan kamu seharian ini.. apa kamu tidak tau?!! aku panik.. aku resah..!!"
"Aku hanya ingin menyembahmu tuhan.. marahlah.. kemudian maafkan aku"
dia terdiam.. aku terdiam.. hening lama.. jantungku berdebar masih kencang.. aku melihat keping-keping hatiku berguguran.. jatuh.. diam-diam aku punguti.. pelan-pelan.. tanpa suara.. menaruhnya di saku kanan celanaku..
"tunggu.. jangan pergi dulu.. sebentar aku kembali lagi"
dia beranjak entah kemana..
aku masih terdiam.. kepalaku berputar pada dinding ruangan dan lagu-lagu sendu.. sesaat aku teringat.. ada segelas darahnya yang dulu kusimpan untuk saat genting.. untuk memberikan nyawaku saat ku hampir mati.. diam-diam kuambil dan kuteguk saja.. pahit.. maafkan aku tuhan.. tapi aku hampir mati..
"kau masih ada?"
dia datang tiba-tiba.. meski suaranya terdengar lebih tenang dari sebelumnya.. namun aku tersedak.. darahnya tercekat ditenggorokanku.. aku tebatuk-batuk..
"kenapa terbatuk..? kamu merokok lagi?"
" tidak.. aku tidak apa-apa"
ku seka setetesnya di ujung bibirku.. ku seka juga tetes-tetes yang mengalir deras dimataku.. mengabut.. tidak mampu lagi berkata-kata. tubuhku gemetar.. tarikan nafasku makin sesak..
"aku sangat cinta kamu"
suaraku keluar setengah berbisik.. hampir bukan seperti sebuah suara.. tubuhku berguncang-guncang.. aku menangis hebat.. tidak seperti biasanya kubiarkan ia mendengarkannya.. sekali ini lagi.. dia diam mendengarkan..
"jangan lupa sholat ya.. rajin-rajin minta pada Allah.. aku juga selalu doakan kamu.. untuk kita"
aku.. dia.. melebur pada malam.. malam menyakitkan.. aku masih terus tersedu-sedu.. ingin sekali merobek bilik jarak ini.. berlari merekuhnya.. memeluk.. dan menciumi kedua telapak kakinya.. kemudian berintim dengan keagungannya..
dia tuhan.. dan aku pastornya..
aku meyembahnya dengan segala kecintaanku padanya
*** (setelah malam menyakitkan ini.. tuhan.. masihkah kamu mau bercinta denganku?)