ku hembuskan kembali sepuntung ditanganku.. ahh.. aliran-aliran ini semakin pekat, semakin sesak.. anehnya.. semakin kosong bukan karena permulaan hari sakit, kepala sakit, kaki sakit. (apa hebatnya sakit itu, semua orang juga punya) pojok dapur bawah tangga saat tak ada saksi mata hanya duduk saja, diam saja, muram saja sambil sesekali meyenandungkan lagu yang sudah kucoret dari pendengarannya.. .......................................................................... .......................................................................... .......................................................................... kuhembuskan lagi dua puntung.. atau mungkin sudah tiga.. aku sedikit lupa. seperti aku lupa bahwa diriku selalu bukan apa-apa hanya sosok saja, hanya duduk saja.. pojok dapur bawah tangga.. (sangat rindu dia)