ah DaR.. aku kan sudah katakan berkali-kali padamu Toh kita semua akan mati.. tinggal menghitung hari saja aku.. dan juga kamu.. tidak ada yang bisa dibanggakan dari keinginan untuk mati dan juga kematian itu sendiri. hanya sebuah nisan batu dan tumpukan rumput kering.. (lengkap dengan tulisan berwarna biru bertuliskan 'pecundang berani mati, takut hidup!!'
baru kemaren aku dan kamu mentertawakan orang yang mudah sekali mengatakan tentang kesedihan ingatkah DaR..?!! hingga kita berkata "tau apa kita tentang kesedihan?!!" kamu juga mengeluhkan.. entah siapa yang mudah sekali mengeluarkan air mata dan merengek-rengek tentang cinta disampingmu...
Dulu kita adalah simbol kekuatan acungan tangan dibaris depan Menyalak pada tetesan keringat yang semakin berwarna merah... darah.. bermain-main pada topeng kerasnya hidup dan kejahatan pada kelamin kelaparan
ironisnya ironi...
DaR.. harusnya nyawa kamu masih ada sembilan saat kamu tersakiti, kamu kira kamu mati.. padahal nyawa kamu bertambah satu saat kamu dikhianati, kamu kira kamu mati.. padahal nyawa kamu bertambah satu lagi saat ayah kamu mati......................................... bertambah dua lagi saat ibu kamu mati............................................ bertambah tiga lagi bertambah dan bertambah.. kekuatan untuk menghadapi luka esok hari..
bukankah begitu DaR..?!!
pffff... kamu tidak mendengarkan... !!! Sibuk mencabuti kelopak bunga matahari sambil menyeka air mata dan ingus.. mati.. tidak.. mati.. tidak.. mati.. tidak.. mati.. tidak.. mati..